-->

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN PROYEK GEDUNG


 Disini saya akan menjelaskan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan Bangunan :

1.    Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

Sebelum pekerjaan utama dilaksanakan harus dilakukan pengukuran dilokasi proyek, untuk mendapatkan gambar topographi dan elevasi di lokasi tersebut. Dari hasil pengukuran ini Pengukuran dilaksanakan oleh seorang surveyor yang berpengalaman dibantu oleh tenaga kerja yang telah dipilih untuk pekerjaan ini. Setelah pengukuran selesai dilanjutkan dengan pemasangan bowplank sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan. Pemasangan bowplank harus dipandu oleh Surveyor agar penempatan bangunan benar-benar tepat. Pada pelaksanaan pekerjaan ini digunakan bowplank tertutup supaya pekerjaan dapat dilaksanakan lebih mudah. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang akan dibangun minimal 1 m dan maksimal 2 m.
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
w  Melakukan koordinasi dengan pihak direksi untuk pengukuran.
w  Menentukan Lokasi Kerja, konfirmasi dengan pihak direksi.
w  Melakukan Pengukuran dengan menggunakan teodolit dan water pass.
w  Pembuatan patok acuan (bouw plank) setiap 2 meter atau sesuai petunjuk/arahan dari direksi, dibuat dari kayu ukuran 5/7 cm, ditanam sedalam 40 cmdan diberi cat warna merah untuk memudahkan pandangan. Untuk keperluanacuan elevasi dipakai papan kayu 2.5/25 cm atau kayu 2.5/7 cm yangdipakukan pada tiang kayu 5/7 cm. Posisi bouwplank disesuaikan dengan hasilpekerjaan setting out.
w  Membuat peta situasi beserta cross section dan long section.
w  Ploting data ukur ke construction

2.    Pekerjaan Pembersihan Lapangan dan Peralatan

 Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon, 
 halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau
 menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan.
 Teknis pelaksanaan pekerjaan
Ø  membersihkan lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan pembangunan.
Ø  Penebangan pohon/pembersihan harus tuntas sampai pada akar-akarnya sehingga tidak merusak struktur tanah.

3.    Pemasangan Papan Nama Proyek

Papan nama ini berisi nama pemilik proyek, nama proyek, nama konsultan,  pengawas, nama kontraktor, nilai kontrak dan waktu pelaksanaan. Papan nama ini berfungsi memberi informasi secara tertulis kepada masyarakat sekitar bahwa tempat tersebut akan dibangun sebuah bangunan. Papan nama ditempatkan di depan lokasi proyek menghadap jalan utama agar dapat terlihat dan terbaca dengan jelas dari luar lokasi proyek
Teknis pelaksanaan pekerjaan :
w  Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
w  Triplek 4 mm
w  Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan dengan lokasi.
w  Digital printing Bahan Spanduk
w  Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.
w  Setelah tulisan jadi, tegakkan papan nama dengan menancapkan pada tanah
4.    Pengadaan Air Kerja

Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja berfungsi untuk pekerjaan  testing comissioning dan campuran adukan pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

5.    Dokumentasi Proyek

Administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan untuk mengetahui, mendata, mengusulkan dan merekam hasil pekerjaan yang sedang dilaksanakan, sehingga dapat mengevaluasi kegiatan pekerjaan secara nyata. Kegiatan proses administrasi harus mengikuti prosedur manajemen yang telah disepakati dan disetujui secara bersama oleh direksi, pengawas dan kontraktor.  Proses administrasi dimulai dari penyusunan dokumen kontrak (berisikan berkas pelelangan, penunjukan/penetapan pemenang tender, penandatangan kontrak), pelaksanaan pekerjaan, sampai pada PHO dan FHO. Selama proses pelaksanaan kerja, administrasi terus berjalan antara lain :
w  Kegiatan rapat (agenda), Notulen dan Berita Acara rapat teknis dan rapat pimpinan,
w  Pembuatan shop drawing/gambar rencana pelaksanaan, metode pelaksanaan, jadwal pekerjaan (personil dan peralatan/bahan) dan as built drawing/gambar pelaksanaan.
w  Request pekerjaan, quality dan quantity bahan yang digunakan, keadaan cuaca, kendala yang dihadapi dan volume hasil pekerjaan (laporan Harian).
w  Laporan Mingguan dan Bulanan oleh Konsultan Pengawas/supervisi,
w  Addendum (jika ada),
w  Pengajuan termijn pekerjaan,
w  Menyiapkan 1 (satu) berkas dokumen (gambar kerja, RKS pekerjaan) dalam pelaksanaan di lapangan
Foto proyek dibuat 3 (tiga) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), saat pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar belakang yang sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 20%, 50%, 75% dan 100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian disusun/dimasukkan ke dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam album sebagai dokumentasi. Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus sampai proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap penting.

6.    Pekerjaan Bongkaran
Untuk pekerjaan bongkaran harus berkoordinasi dengan Pengawas, User / Owner, termasuk dengan bagian-bagian pengelola bangunan existing. Sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan pembongkaran.
Teknis pelaksanaan pekerjaan bongkaran
1.  Pekerjaan bongkaran meliputi pembongkaran bangunan exsisting yang terdiri dari:
           Bongkaran kusen (Seluruh kusen pintu dan jendela)
           Bongkaran Lantai keramik (R. Kelas, Selasar)
           Bongkaran penutup atap (dipakai lagi)
           Bongkaran rangka atap kaso (tidak dipakai lagi)
           Bongkaran plafond (tidak dipakai lagi)
2.   Semua material hasil bongkaran yang masih bisa dimanfaatkan kembali harus dibersihkan dan disimpan didalam gudang khusus serta dalam keadaan terkunci. Dan untuk material yang tidak terpakai harus disingkirkanke luar area agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
3.   Sebelum dilakukan pekerjaan seterusnya terlebih dahulu tempat bekerja harus dibersihkan dari sampah-sampah yang dapat merusak konstruksi bangunan.
4.   hasil bongkaran dirumpuk dengan arah horizontal di usahakan hasil rumpukan sementara tidak menggangu jalan akses kelokasi, para pekerja membongkar dan merumpuk hasil bongkaran dengan radius min 25 meter dari area bongkaran, untuk bongkaran bangunan dimulai diatas kebawah.
5.   Sortiran/Pemelihan hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilakukan pada saat akan dilakukanperumpukan hasil bongkaran, bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali diseleksi, ditumpuk damditempatkan pada area terpisah.
6.   Hasil bongkaran yang dapat dimanfaatkan kembali dilaporkan kepada pihak Direksi untuk diadakan konsultasidan sistem perhitungan biaya pemakaian kembali dan analisis kelayakan kondisi material.


Resiko kecelakaan kerja :
1.    Tangan terkena pukulan martil
2.    Mata terkena serpihan bongkaran
3.    Kaki terkena pecahan puing-puing bongkaran
Penanggulangan kecelakaan kerja:
1.    Selalu menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu savety.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel